Menggunakan modem zte mf622 di Fedora9
Ahh .... akhirnya saya balik lagi ke fedora, setelah sebelumnya, saya penasaran dengan ubuntu terbaru. Kesan yang saya dapat dari ubuntu adalah, sebuah distro linux yang mudah, dan memiliki paket yang lengkap. Instalasinya juga relatif mudah. Saya rasa wajar kalau distro Ubuntu masuk dalam distro favorit.
Namun yang aga mengecewakan saya dengan ubuntu adalah, manakala emua yang saya butuhkan telah terinstall, esoknya ketika saya menghidupkan laptop saya, malah grafik nya ga muncul. Hu hu hu hu ... karena udah males ngoprek lebih jauh lagi, akhirnya, ya saya kembali aja dengan distro linux Fedora.
Berbicara mengenai fedora, saat ini sudah keluar versi terbarunya, yakni fedora 10. Namun, karena iso terakhir yang saya download adalah yang fedora 9, jadinya saya install fedora 9. Yang cukup merepotkan dari suatu distro yang terbilang "agak lama" adalah, ketika kita akan mengupdate aplikasinya. Wah, sangat banyak, dan, yang agak menyebalkan, paket yang terdapat di repository tidak selengkap ubuntu. Namun akhirnya, setelah berjuang keras untuk menginstall paket-paket yang menurut saya penting untuk (seperti paket untuk nonton film, mendengarkan mp3, office, syncronus dengan zen v plus) sebuah laptop, akhirnya saya bisa berpuas diri dulu untuk sementara waktu.
OK, kita kembali ke laptop .. looo .. hehehe ... kembali ke topik di atas, yaitu menggunakan modem mf622 di fedora 9. Seperti yang pernah saya janjikan pada tulisan saya sebelumnya, kali ini saya akan menuliskan langkah-langkah untuk menggunakan modem ini di fedora9. Sebenarnya tidak banyak yang berubah, saya tetap menggunakan wvdial. Namun di sini ada sedikit perlakukan khusus, terutama pada wvdial.conf nya. Kemudian, perlakukan yang lain adalah pada file /etc/resolv.conf.
OK, begini, setelah modem ditancapkan ke port USB nya, kita harus agak sabar menunggu modem terinisialisasi sempurna oleh kernel. Setelah itu, kita cek, apakah modem sudah terdeteksi sebagai ttyUSB0
Setelah tertera seperti di atas, baru kita buat wvdial.conf. Ada yang aneh pada wvdial.conf ini. Keanehannya adalah, manakala kita mematikan komputer, kemudian menghidupkannya kembali, file wvdial.conf ini tereset, alias isinya kosong. Untuk mengatasianya, saya membuat file terpisah, namun isinya sama spt yang di tulisan saya kemarin.
Oh ya, untuk mengedit file di dalam direktory /etc, harus login sebagai root dulu
Nah setelah itu, kita buat file wvdialnya. Namanya adalah wvdial-mf622.conf. Penamaannya bebas, yang penting jangan wvdial.conf, karena setelah komputer/laptop kita matikan, konfigurasinya akan hilang. Sungguh aneh.
Setelah langkah di atas selesai, langkah selanjutnya adalah mengedit file /etc/resolv.conf. Walaupun pada wvdial di atas tertulis autodns=1, namun sepertinya tidak ditulis di /etc/resolv.conf. Cukup tambahkan DNS dari ISP. Tanyakan DNS server yang digunakan oleh operator ISP Anda, dalam hal ini saya menggunakan ISP Indosat M2 (moga-moga dapat bayaran nih, kan udah diiklanin , hihihihihi ...)
setelah itu, jalankan wvdialnya
Sip, sepertinya sukses, buktinya mana Rit? sabar, ini buktinya kalo saya lagi nulis di blog
Namun yang aga mengecewakan saya dengan ubuntu adalah, manakala emua yang saya butuhkan telah terinstall, esoknya ketika saya menghidupkan laptop saya, malah grafik nya ga muncul. Hu hu hu hu ... karena udah males ngoprek lebih jauh lagi, akhirnya, ya saya kembali aja dengan distro linux Fedora.
Berbicara mengenai fedora, saat ini sudah keluar versi terbarunya, yakni fedora 10. Namun, karena iso terakhir yang saya download adalah yang fedora 9, jadinya saya install fedora 9. Yang cukup merepotkan dari suatu distro yang terbilang "agak lama" adalah, ketika kita akan mengupdate aplikasinya. Wah, sangat banyak, dan, yang agak menyebalkan, paket yang terdapat di repository tidak selengkap ubuntu. Namun akhirnya, setelah berjuang keras untuk menginstall paket-paket yang menurut saya penting untuk (seperti paket untuk nonton film, mendengarkan mp3, office, syncronus dengan zen v plus) sebuah laptop, akhirnya saya bisa berpuas diri dulu untuk sementara waktu.
OK, kita kembali ke laptop .. looo .. hehehe ... kembali ke topik di atas, yaitu menggunakan modem mf622 di fedora 9. Seperti yang pernah saya janjikan pada tulisan saya sebelumnya, kali ini saya akan menuliskan langkah-langkah untuk menggunakan modem ini di fedora9. Sebenarnya tidak banyak yang berubah, saya tetap menggunakan wvdial. Namun di sini ada sedikit perlakukan khusus, terutama pada wvdial.conf nya. Kemudian, perlakukan yang lain adalah pada file /etc/resolv.conf.
OK, begini, setelah modem ditancapkan ke port USB nya, kita harus agak sabar menunggu modem terinisialisasi sempurna oleh kernel. Setelah itu, kita cek, apakah modem sudah terdeteksi sebagai ttyUSB0
[rito@rito ~]$ ls -l /dev/ttyUSB*
crw-rw---- 1 root uucp 188, 0 2009-01-14 05:12 /dev/ttyUSB0
crw-rw---- 1 root uucp 188, 1 2009-01-14 05:05 /dev/ttyUSB1
crw-rw---- 1 root uucp 188, 2 2009-01-14 05:05 /dev/ttyUSB2
Setelah tertera seperti di atas, baru kita buat wvdial.conf. Ada yang aneh pada wvdial.conf ini. Keanehannya adalah, manakala kita mematikan komputer, kemudian menghidupkannya kembali, file wvdial.conf ini tereset, alias isinya kosong. Untuk mengatasianya, saya membuat file terpisah, namun isinya sama spt yang di tulisan saya kemarin.
Oh ya, untuk mengedit file di dalam direktory /etc, harus login sebagai root dulu
[rito@rito ~]$ su -
Password:
[root@rito ~]#
Nah setelah itu, kita buat file wvdialnya. Namanya adalah wvdial-mf622.conf. Penamaannya bebas, yang penting jangan wvdial.conf, karena setelah komputer/laptop kita matikan, konfigurasinya akan hilang. Sungguh aneh.
[root@rito ~]# vi /etc/wvdial-mf622.conf
[Dialer Defaults]
Init1 = ATZ
Init2 = ATQ0 V1 E1 S0=0 &C1 &D2 +FCLASS=0
Init3 = AT+CGDCONT=1,"IP","indosatm2"
Username = user
Password = password
Ask Password = 0
Phone = *99#
Idle Seconds = 0
Modem Type = Analog Modem
Stupid Mode = 1
Compuserve = 0
Baud = 3600000
Auto DNS = 1
Dial Command = ATDT
Modem = /dev/ttyUSB0
ISDN = 0
Setelah langkah di atas selesai, langkah selanjutnya adalah mengedit file /etc/resolv.conf. Walaupun pada wvdial di atas tertulis autodns=1, namun sepertinya tidak ditulis di /etc/resolv.conf. Cukup tambahkan DNS dari ISP. Tanyakan DNS server yang digunakan oleh operator ISP Anda, dalam hal ini saya menggunakan ISP Indosat M2 (moga-moga dapat bayaran nih, kan udah diiklanin , hihihihihi ...)
[root@rito ~]# vi /etc/resolv.conf
nameserver 202.155.0.10
nameserver 202.155.0.15
setelah itu, jalankan wvdialnya
[root@rito ~]# wvdial -C /etc/wvdial-zte.conf
--> Ignoring malformed input line: "/etc/wvdial.conf"
--> WvDial: Internet dialer version 1.60
--> Cannot get information for serial port.
--> Initializing modem.
--> Sending: ATZ
ATZ
OK
--> Sending: ATQ0 V1 E1 S0=0 &C1 &D2 +FCLASS=0
ATQ0 V1 E1 S0=0 &C1 &D2 +FCLASS=0
OK
--> Sending: AT+CGDCONT=1,"IP","indosatm2"
AT+CGDCONT=1,"IP","indosatm2"
OK
--> Modem initialized.
--> Sending: ATDT*99#
--> Waiting for carrier.
ATDT*99#
CONNECT
--> Carrier detected. Starting PPP immediately.
--> Starting pppd at Wed Jan 14 05:12:55 2009
--> Pid of pppd: 3257
--> pppd: �[18](
--> Using interface ppp0
--> pppd: �[18](
--> pppd: �[18](
--> pppd: �[18](
--> pppd: �[18](
--> pppd: �[18](
--> local IP address 124.81.195.131
--> pppd: �[18](
--> remote IP address 10.64.64.64
--> pppd: �[18](
--> primary DNS address 202.155.0.10
--> pppd: �[18](
--> secondary DNS address 202.155.0.15
--> pppd: �[18](
Sip, sepertinya sukses, buktinya mana Rit? sabar, ini buktinya kalo saya lagi nulis di blog
Komentar
..
Ada setting untuk IndosatM2 MF-626 dan pakai Linux Fedora 12, atau Ubuntu 9.10 ?